Tanda-tanda Infeksi pada Luka
Alfin Nurrido AMd. Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Infeksi merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dengan/tanpa disertai gejala klinik. Menurut Septiari (2012) tanda-tanda infeksi adalah sebagai berikut :
1. Rubor (Kemerahan)
Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.
Kalor adalah rasa panas pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas, ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.
3. Tumor (Bengkak)
Tumor dalam konteks gejala infeksi bukan sel kanker seperti yang umum dibicarakan akan tetapi pembengkakan yang terjadi pada area yang mengalami infeksi karena meningkatnya permeabilitas sel dan meningkatnya aliran darah.
Dolor adalah rasa nyeri yang dialami pada area yang mengalami infeksi, ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal jadi jangan abaikan nyeri karena mungkin saja ada sesuatu yang berbahaya.
Menurut Morison (2003) terkait tingkatan tanda-tanda infeksi meliputi:
1. Eksudat merupakan sesuatu yang keluar dari luka, cairan luka, drainase luka dan kelebihan cairan normal tubuh. Eksudat yang dikatakan minimal yaitu tidak ada eksudat atau ada eksudat tetapi tidak purulen, dan jumlahnya tidak lebih dari seperempat kassa balutan, dikatakan eksudat sedang apabila eksudat berwarna kekuningan dan jumlahnya maksimal setengah dari kassa balutan dan dikatakan eksudat banyak apabila eksudat purulen dan jumlahnya lebih dari setengah kassa pembalut.
2. Eritema merupakan kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler yang reversible. Eritema dinilai minimal jika tidak ada eritema atau ada eritema tetapi tidak terlalu tampak, dikatakan eritema sedang apabila hanya sekitar jaringan yang artinya ada eritema, tetapi tidak lebih dari 0,5 cm dari luka kemudian dikatakan eritema banyak apabila meluas keluar daerah sekitar luka artinya ada eritema dan meluas lebih dari 0,5 cm dari luka.
3. Edema (bengkak) merupakan pembengkakan yang terjadi dikarenakan penumpukan cairan pada exstremitas maupun pada organ dalam tubuh. Edema dikatakan ringan apabila tidak ada edema atau ada edema tetapi tidak terlalu tampak, dikatakan edema sedang apabila tampak ada edema tetapi tidak disertai kemerahan kemudian dikatakan edema berat apabila tampak sekali ada edema yang menonjol dan disertai kemerahan. Hematoma merupakan suatu kondisi dimana darah terakumalasi diluar pembuluh darah atau pengaruh dari pendarahan internal.
4. Letak nyeri dinilai ringan apabila hanya di daerah luka, letak nyeri dinilai sedang apabila hanya di daerah luka sedangkan dinilai berat jika nyeri menyebar ke daerah sekitar luka. Intensitas nyeri dinilai ringan jika tidak ada nyeri atau hanya pada saat penggantian balutan, dinilai sedang apabila nyeri yang dirasa kadang-kadang muncul dan dinilai berat apabila rasa nyeri selalu dirasakan pasien. Bau dinilai ringan apabila tidak ada bau, bau dinilai sedang apabila terdapat bau yang tidak menusuk saat balutan dibuka sedangkan bau dinilai berat jika terdapat bau yang menusuk, baik saat balutan belum dibuka maupun setelah dibuka
https://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2838/BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y . Diakses pada 15 Mei 2022
https://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf . Diakses pada 15 Mei 202
TIARA RISA NINDA GRAMIDIA, 12210193130 (2023) NILAI HISTORIS PADA PUISI MATA LUKA SENGKON KARTA KARYA PERI SANDI HUIZACHE DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA. [ Skripsi ]
Skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Historis pada Puisi Mata Luka Sengkon Karta Karya Peri Sandi Huizache dalam Akun Youtube Fadlizon dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Kelas X MA / SMA” ini ditulis oleh Tiara Risa Ninda Gramidia, NIM. 12210193130, pembimbing Dra. Siti Zumrotul Maulida, M.Pd.I. Kata kunci: Nilai-nilai historis, Puisi, Pembelajaran Sastra Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai yang menarik untuk dibahas atau dianalisis. Nilai-nilai historis atau sejarah sangat penting untuk dibahas karena nilai-nilai historis dapat menjadi acuan bagi generasi penerus dalam menjawab berbagai tantangan zaman. Nilai-nilai historis yang ditorehkan para pendahulu bangsa sangat relevan dengan pembelajaran sastra di sekolah. Hal tersebut karena dapat menjadi landasan dalam menjawab sejumlah peristiwa atau fakta tertentu. Nilai-nilai historis ini terdapat dalam berbagai karya sastra, salah satunya puisi. Konteks yang akan dibahas dalam penelitian ini saling berkaitan. Sejarah merupakan bagian penting dari sastra dan sastra berkaitan erat dengan pembelajaran di sekolah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena bahwa ada relevansi nilai-nilai historis dalam puisi dengan pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian tentang analisis nilai-nilai historis dalam puisi sangat penting dilakukan karena memberi manfaat yang banyak untuk siswa dalam memahami keterkaitan pembelajaran bahasa Indonesia dengan sejarah. Berdasarkan latar belakang di atas tersebut, maka rumusan masalahnya adalah: (1) bagaimanakah nilai-nilai historis dalam puisi Mata Luka Sengkon Karta Karya Peri Sandi Huizache? (2) bagaimana relevansi nilai-nilai historis pada puisi Mata Luka Sengkon Karta Karya Peri Sandi Huizache dengan pembelajaran sastra SMA?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai-nilai historis yang terdapat dalam puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache dan mendeskripsikan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA. Objek penelitian ini adalah puisi yang dibacakan dalam akun Youtube, berjudul Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache (data terkumpul). Penelitian ini menganalisis dari segi nilai-nilai historis puisi, menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, dan rancangan pendekatan sosiologi sastra. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, dokumentasi, dan kajian teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ditemukan tiga nilai historis peristiwa sejarah, dua nilai historis kondisi politik dan negara, dan tiga nilai historis fakta sejarah tokoh. (2) relevansi penjabaran pemanfaatan penelitian dengan pembelajaran sastra dapat dilihat pada panduan Kurikulum 2013 untuk tingkat SMA, kelas X, XI, dan XII, terdapat pada kelas X / Semester dua kompetensi dasar “Menganalisis unsur pembangun puisi”. Puisi Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache menceritakan cerminan sejarah yang terdapat pada tragedi G30S PKI yang dijelaskan melalui dua tokoh sebagai gambaran kehidupan pada masa itu. Kedua tokoh tersebut seorang petani miskin yang menjadi buruh tani pada ladang orang lain.
Actions (login required)
Penghitungan kebutuhan cairan resusitasi merupakan bagian penting dalam manajemen luka bakar pada anak. Luka bakar pada anak memiliki laju mortalitas dan morbiditas yang tinggi, terutama jika estimasi luas luka bakar di atas 15% total luas permukaan tubuh (total body surface area/TBSA). Luka bakar dapat menyebabkan syok akibat kebocoran kapiler, sehingga resusitasi cairan diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan sirkulasi.[1-3]
Estimasi Luas Luka Bakar pada Anak
Estimasi luas luka bakar pada anak dapat ditentukan dengan menggunakan metode Lund and Browder Chart dan Wallace's "rule of nines". Penentuan luas luka bakar ini menjadi penting karena akan berperan dalam perhitungan kebutuhan cairan untuk resusitasi cairan.[1,2,4]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)
1. McCann, Watson A, Barnes D. Major burns: Part 1. Epidemiology, pathophysiology and initial management. BJA Education. 2022;22(3):94-103 DOI:10.1016/j.bjae.2021.10.001 2. Suman A, Owen J. Update on the management of burns in paediatrics. BJA Educ. 2020;20(3):103-110 DOI: 10.1016/j.bjae.2019.12.002 3. Regan A, Hotwagner D T. Burn Fluid Management. Statpearls. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534227/ 4. Sojka J, et al. Burn Shock and Resuscitation: Many Priorities, One Goal. Intech Open. 2019:1-35 DOI: http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.85646 5. Advanced Burn Life Support Course. American Burn Association. 2018. Available from: https://ameriburn.org/wp-content/uploads/2019/08/2018-abls-providermanual.pdf 6. Radzikowska-Büchner E, Łopuszynska I, et al. An Overview of Recent Developments in the Management of Burn Injuries. J Mol Sci. 2023;24(16357):1-59 DOI: https://doi.org/10.3390/ijms24221635 7. Schaefer T J, Szymanski K D. Burn Evaluation and Management. Statpearls. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430741/ 8. Holm S, et al. Does the estimation of burn extent at admission differ from the assessment at discharge? Scars, Burns & Healing. 2021;7:1-13 DOI: https://doi.org/10.1177/20595131211019403 9. Oliver R I. Burn Resuscitation and Early Management. Medscape. 2023. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1277360-overview 10. Satahoo S S, Palmieri T L. Fluid Resuscitation in Burns: 2 cc, 3 cc, or 4 cc? Current Trauma Reports. 2019;5:99–105 DOI: https://doi.org/10.1007/s40719-019-00166-6 11. Mehta M, Tudor G J. Parkland Formula. Statpearls. 2023. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537190/ 12. Romanowski K S, Palmieri T L. Pediatric burn resuscitation: past, present, and future. Burns & Trauma. 2017;5(26):1-9 DOI: 10.1186/s41038-017-0091-y 13. CNC Burns. Management of a paediatric burn patient. Children's Health Queensland Hospital and Health Service. 2021. Available from: https://www.childrens.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0018/180216/gdl-paediatric-burns.pdf 14. Ferrero M M, Gonzales M D. Advances in the treatment of burned children. Cir Pediatr. 2022;35(3):104-112 15. Noskiewicz J, et al. Fluid therapy in paediatric burn injuries – should the current rules be changed ? Pediatr Pol. 2019;94(2):71–75 DOI: https://doi.org/10.5114/polp.2019.83874 16. Jan V. Stevens, Nina S. Prieto, Elika Ridelman, et al. Weight-based vs body surface area-based fluid resuscitation predictions in pediatric burn patients. Burns. 2023;49(1):120-128 DOI: https://doi.org/10.1016/j.burns.2022.03.007
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Rabu, 21 Desember 2022 22:19 WIB